Rabu, 28 September 2011

Kampung Tradisional "Takpala": Keindahan Alam dibalut Nuansa Tradisional



 Secara administratif, Kampung Tradisional Takpala terletak di Dusun III Kamengtaha, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Batas-batas geografis wilayah Kampung Takpala antara lain:

sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lembur Tengah dan Desa Welai Selatan,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Likwatang,
sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lembur Barat. 
Kabupaten Alor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia. Salah satu pulau di kabupaten ini, Pulau Alor, berbatasan langsung dengan Timor Leste (http://id.wikipedia.org). Pulau Alor telah lama dikenal melalui tulisan Pigafetta dalam pelayaran Magelhaens ketika mengelilingi dunia. Dikisahkan, setelah membeli rempah-rempah dari Maluku dan sebelum kembali berlayar ke Eropa, kapal Victoria yang ditumpangi Magelhaens sempat singgah di Alor pada 12 Januari 1522 (www.alorkab.go.id).

Kabupaten Alor menyimpan banyak potensi yang masih alami, terutama potensi kelautan yang menjadi aset wisata andalan kabupaten yang wilayahnya berwujud kepulauan ini. Kabupaten yang beribukota di Kalabahi ini memiliki pesona taman bawah laut yang menurut Karl Muller dalam buku "East of Bali: From Lombok to Timor"(1991), termasuk salah satu taman bawah laut berkelas dunia . Bahkan, Taman Laut Alor disebut-sebut sebagai taman bahwa laut terbaik kedua di dunia setelah Kepulauan Karibia di benua Amerika .

Namun, pariwisata Kabupaten Alor ternyata tidak hanya mengandalkan dari sektor wisata bahari saja. Terdapat sejumlah potensi wisata budaya yang juga menjadi kebanggaan kabupaten yang berpenduduk sekitar 150.000 jiwa ini. Salah satu yang obyek wisata nonbahari yang paling banyak dikunjungi adalah Kampung Tradisional Takpala yang berlokasi di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT. Desa wisata Takpala telah dikenal dunia dan hampir setiap hari ada wisatawan yang datang berkunjung, khususnya turis asing. Kampung Takpala terletak di lereng bukit pada ketinggian kurang lebih 150 meter di atas permukaan laut. Kampung Tradisional Takpala menjadi aset wisata yang sudah dilindungi Peraturan Daerah Kabupaten Alor sebagai cagar budaya.

Keistimewaan Kampung Takpala
Selain Tari Lego-Lego, yang menjadi daya tarik Kampung Takpala adalah rumah-rumah tradisional Suku Abui yang biasa disebut dengan nama Rumah Lopo. Anda bisa berjalan-jalan dan melihat-lihat keunikan rumah adat yang masih digunakan sebagai tempat tinggal tersebut. Rumah adat yang masing-masing dihuni oleh sekitar 13 kepala keluarga itu terdiri dari dua jenis rumah, yakni Kolwat dan Kanuruat. Rumah Kolwat terbuka untuk umum, siapapun boleh masuk termasuk anak-anak dan perempuan. Sedangkan yang boleh masuk ke rumah Kanuruat hanya kalangan tertentu. Anak-anak dan perempuan dilarang keras memasuki rumah Kanuruat, jika dilanggar akan menimbulkan penyakit di mana proses penyembuhannya harus dilakukan dengan upacara adat (Bentara Wisata, 16 Maret 2007).

Rumah adat Takpala terbuat dari bambu dan berbentuk piramida, beratap alang-alang, serta disangga oleh 6 tiang yang terbuat dari kayu merah. Di bagian atas rumah terdapat ornamen berbentuk tangan terbuka sebagai simbol permintaan berkat kepada Yang Maha Kuasa. Setiap Rumah Lopo memiliki tiga lantai. Lantai paling bawah berfungsi sebagai dapur dan ruang tidur, lantai dua digunakan untuk menyimpan jagung atau bahan makanan lainnya, dan apabila lantai dua sudah penuh, bahan makanan itu bisa disimpan di lantai tiga yang juga berfungsi sebagai gudang. Lantai dua juga sering digunakan untuk menjamu tamu-tamu yang datang. Bisa jadi, oleh pemilik rumah Anda akan dijamu dengan segelas kopi manis 
 Rumah Adat Takpala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar